بسم الله الرحمن الرحيم
SEBUAH RENUNGAN :
KISAH KEDERMAWANAN ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI.
SOPIR TAXI DAN ABUYA AL-MALIKI
Pada bulan haji , selesai thowaf dimasjidil haram, para murid sai bersama beliau, sembari mendorong kereta duduk beliau, mereka mengelilingi beliau, agar tidak disalamin banyak orang, setelah usai sa’i para murid keluar, ada salah satu santri yng bertugas mencari Taksi.
Beberapa saat kemudian datanglah mobil taksi tersebut, yang cukup untuk membawa beliau dan santrinya, taksi tersebut didapat dengan harga 150 real.harga yang dibilang cukup mahal.rombongan pun masuk kedalam mobil, Abuya duduk didepan bersama sopir, lalu Abuyapun memulai berbicara dengan sopir taksi dengan akrab diantara mereka berdua.ternyata sopir tersebut juga pernah mengaji kepada Sayyid Alawi ( abah abuya ) maka makin asyiklah pembicaraan mereka, tampak akrab antara Abuya dengan sopir tersebut, yang menelusuri jalan makkah yang saat itu semua jalan dialihkan melalui tempat yang sangat jauh.
Abuya sesekali membahas jalanan makkah, madrasah, dan lain-lain dengan sang sopir, lalu abuya menoleh pada santri yang membawa tas pribadinya yang berisi uang, dan berkata dengan pelan “ Tambahi 50 “, pembicaraan kemudian berlangsung lebih akrab lagi, lalu beliau menoleh lagi dan berkata “ Tambahi 50 “, lalu pembicaraan masih berlanjut, sesekali abuya menoleh kebelakang dan mengatakan seperti tadi “ tambahi 50” tambahi 100” dan seterusnya, hingga amplop yang tadi isinya hanya 150 sebagai ongkos taksi bertambah hingga 600 real.
Sesampai didepan rumah, sopir taksi langsung cepat keluar membukakan pintu untuk abuya, lalu abuya meminta amplop yang sudah disediakan tadi, lalu beliau memberikan amplop tersebut kepada sopir taksi tersebut, namun sopir taksi itu menolak amplop abuya sambil bersumpah-sumpah : “ Demi Alloh, kalau aku tau yang menawar mobilku adalah antum, aku tidak akan mematok harga,”
lalu apa jawab abuya????
Beliau menjawab : “ ya Akhii, ana tau kalau engkau ikhlas dalam mengantarkan kami, namun bukankah Alloh telah berfirman هل جزاءالاحسان الا الا حسان
( Dan bukankah balasan dari kebaikan adalah kebaikan pula ?)
Akhirnya sopir tersebut dengan berat hati menerimanya pemberian yang berbalut untaian kalimat seindah itu.
Etahlah apa yang terfikir dibenak sopir tersebut setelah mematok harga 150 bahkan mendapat 600, Subhanallooh........
( Majalah Mafahim )
Mudah-mudahan kisah ini menjadi semangat kita untuk tetap bisa meniru akhlak para Ulama' yang sebagai pewaris Nabi, serta mudah-mudahan bisa menambah kecintaan kita kepada para Ulama' dan juga kepada Beliau ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI, dengan harapan kita mendapat keberkahannya dan diakhirat kita diakui sebagai hamba yang mencintai para ulama' dan mendapat syafaatnya....aamiin
Alfatihah ilaa Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki.
Semoga Alloh meratakan rahmat-Nya kepada Beliau,dan menempatkan beliau disurga yang tinggi bersama Datuk beliau,Habibuna Muhammad shollallohu alaihi wasallam, beserta para Syuhada' dan Sholihin.
dan semoga kita semua mendapatkan keberkahannya.aamiin
SEBUAH RENUNGAN :
KISAH KEDERMAWANAN ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI.
SOPIR TAXI DAN ABUYA AL-MALIKI
Pada bulan haji , selesai thowaf dimasjidil haram, para murid sai bersama beliau, sembari mendorong kereta duduk beliau, mereka mengelilingi beliau, agar tidak disalamin banyak orang, setelah usai sa’i para murid keluar, ada salah satu santri yng bertugas mencari Taksi.
Beberapa saat kemudian datanglah mobil taksi tersebut, yang cukup untuk membawa beliau dan santrinya, taksi tersebut didapat dengan harga 150 real.harga yang dibilang cukup mahal.rombongan pun masuk kedalam mobil, Abuya duduk didepan bersama sopir, lalu Abuyapun memulai berbicara dengan sopir taksi dengan akrab diantara mereka berdua.ternyata sopir tersebut juga pernah mengaji kepada Sayyid Alawi ( abah abuya ) maka makin asyiklah pembicaraan mereka, tampak akrab antara Abuya dengan sopir tersebut, yang menelusuri jalan makkah yang saat itu semua jalan dialihkan melalui tempat yang sangat jauh.
Abuya sesekali membahas jalanan makkah, madrasah, dan lain-lain dengan sang sopir, lalu abuya menoleh pada santri yang membawa tas pribadinya yang berisi uang, dan berkata dengan pelan “ Tambahi 50 “, pembicaraan kemudian berlangsung lebih akrab lagi, lalu beliau menoleh lagi dan berkata “ Tambahi 50 “, lalu pembicaraan masih berlanjut, sesekali abuya menoleh kebelakang dan mengatakan seperti tadi “ tambahi 50” tambahi 100” dan seterusnya, hingga amplop yang tadi isinya hanya 150 sebagai ongkos taksi bertambah hingga 600 real.
Sesampai didepan rumah, sopir taksi langsung cepat keluar membukakan pintu untuk abuya, lalu abuya meminta amplop yang sudah disediakan tadi, lalu beliau memberikan amplop tersebut kepada sopir taksi tersebut, namun sopir taksi itu menolak amplop abuya sambil bersumpah-sumpah : “ Demi Alloh, kalau aku tau yang menawar mobilku adalah antum, aku tidak akan mematok harga,”
lalu apa jawab abuya????
Beliau menjawab : “ ya Akhii, ana tau kalau engkau ikhlas dalam mengantarkan kami, namun bukankah Alloh telah berfirman هل جزاءالاحسان الا الا حسان
( Dan bukankah balasan dari kebaikan adalah kebaikan pula ?)
Akhirnya sopir tersebut dengan berat hati menerimanya pemberian yang berbalut untaian kalimat seindah itu.
Etahlah apa yang terfikir dibenak sopir tersebut setelah mematok harga 150 bahkan mendapat 600, Subhanallooh........
( Majalah Mafahim )
Mudah-mudahan kisah ini menjadi semangat kita untuk tetap bisa meniru akhlak para Ulama' yang sebagai pewaris Nabi, serta mudah-mudahan bisa menambah kecintaan kita kepada para Ulama' dan juga kepada Beliau ABUYA SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI, dengan harapan kita mendapat keberkahannya dan diakhirat kita diakui sebagai hamba yang mencintai para ulama' dan mendapat syafaatnya....aamiin
Alfatihah ilaa Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki.
Semoga Alloh meratakan rahmat-Nya kepada Beliau,dan menempatkan beliau disurga yang tinggi bersama Datuk beliau,Habibuna Muhammad shollallohu alaihi wasallam, beserta para Syuhada' dan Sholihin.
dan semoga kita semua mendapatkan keberkahannya.aamiin